Selasa, 22 November 2011

Manajemen Keuangan Perusahaan

A. Break Event Point (BEP)
1.    Pengertian 
Break Even Point adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan kata lain total biaya sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba dan tidak ada rugi.  
Analisis Break Event adalah suatu cara untuk mengetahui volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi, tetapi juga belum memperoleh laba (dengan kata lain sama dengan nol). (Mulyadi,2001:230)
2. Manfaat
Analisis Break even point dapat digunakan untuk membantu menetapkan sasaran dan tujuan perusahaan. Manfaat lainnya antara lain :
- Sebagai dasar atau landasan merencanakan kegiatan operasional dalam usaha mencapai tujuan tertentu. Jadi sebagai alat perencanaan laba.
- Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual yaitu setelah diketahui hasil perhitungannya menurut analisis Break Even dan laba yang ditargetkan.
- Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang harus dilakukan oleh seorang manager.
3. Asumsi-Asumsi Dalam BEP 
- Bahwa biaya-biaya yang terjadi didalam  perusahaan yang bersangkutan (yang dihitung Break Even-nya) dapat diidentifikasikan sebagai biaya variable, atau sebagai biaya tetap. Biaya-biaya yang meragukan apakah sebagai biaya variable ataukah sebagai biaya tetap harus tegas tegas dimasukan kedalam variable atau tetap. Biaya semi variable dimasukan ke dalam biaya variable, biaya semi tetap dimasukan ke dalam biaya tetap.
- Bahwa yang ditetapkan sebagai biaya tetap itu akan tetap konstan, tidak mengalami perubahan meskipun volume produksi atau volume kegiatan berubah.
- Bahwa yang ditetapkan sebagai biaya variabel itu akan tetap sama jika dihitung biaya per unit produknya, berapapun kuantitas unit yang diproduksikan. Jika kegiatan produksi berubah, biaya variabel itu berubah proposional dalam jumlah seluruhnya, sehingga biaya per unitnya akan sama.
- Bahwa harga jual per unit akan tetap saja, berapapun banyak unit produk yang dijual. Harga jual per unit tidak akan turun meskipun pembeli membeli banyak. Juga sebaliknya harga jual per unit tidak akan naik, meskipun langganan pembeli hanya sedikit. Sedikit ataupun banyak yang dibeli, harga per unit tidak akan mengalami perubahan.
- Bahwa ada sinkronisasi di dalam perusahaan yang bersangkutan menjual atau memproduksi hanya satu jenis barang. Jika ternyata lebih dari satu jenis produk, maka produk tersebut harus dianggap satu jenis produk dengan kombinasi yang selalu tetap.
4. Pengertian dan Penggolongan Biaya
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.(Mulyadi, 2009;8)
Biaya adalah kas dan setara kas yang dikorbankan  untuk memproduksi atau memperoleh barang atau jasa yang diharapkan akan memperoleh manfaat atau keuntungan dimasa mendatang. ( Darsoni Prawironegoro&Ari Purwanti, 2008;49)
Biaya Tetap, Adalah biaya yang selama satu periode kerja adalah tetap jumlahnya, dan tidak mengalami perubahan.
Biaya Variabel, Adalah biaya yang naik turun bersama-sama dengan volume kegiatan.
5. Menghitung BEP
BEP dapat dihitung apabila diketahui :
a.    Jumlah total biaya tetap
b.    Biaya variabel per unit atau total
c.    Hasil penjualan total atau harga jual per unit
Analisis BEP dirumuskan sebagai berikut :
                     atau
             
    


Dimana :
FC = Total biaya tetap
VC = Biaya Variabel
P = Harga per unit
S = Total Penjualan

B.       Rasio Keuangan Perusahaan
Rasio-rasio keuangan digunakan untuk menilai dan mengukur kinerja suatu perusahaan. Masing-masing jenis rasio yang digunakan akan memberikan arti tertentu tentang posisi keuangan perusahaan.
Berikut macam-macam rasio keuangan perusahaan :
Rasio Likuiditas
Rasio Solvabilitas (Leverage)
Rasio Aktivitas
Rasio Profitabilitas
Rasio Pertumbuhan
Rasio Penilaian
a.    Rasio Likuiditas
Adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendeknya. Artinya apabila perusahaan ditagih, maka perusahaan akan mampu untuk membayar utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan adalah :
- Current ratio
- Quick ratio
- Cash ratio
Current Ratio adalah Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Adapun aktiva lancar perusahaan seperti kas, surat berharga, piutang dan persediaan.
 
Quick Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid.
 
Cash Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan di Bank.
 
     
b. Rasio Solvabilitas (Leverage)
Rasio ini disebut juga Ratio leverage, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan. Adapun Rasio yang tergabung dalam Rasio Leverage adalah :
Debt to Assets Ratio (Debt Ratio), adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva perusahaan.


Debt to Equity Ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas (modal) atau dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang.
           
 
c. Rasio Profitabilitas atau sering disebut dengan rasio rentabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan. Profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Yang termasuk dalam ratio ini adalah :
- Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor), merupakan perbandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok Penjualan dengan tingkat penjualan. Rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.


- Net Profit Margin (Margin Laba Bersih), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan
 


- Return on Investment/ROI (Pengembalian atas Investasi), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan.
      
- Return on Equity/ROE (Pengembalian atas Modal), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan.
   
Selengkapnya....

Senin, 21 November 2011

Format Penulisan Makalah Pengantar Bisnis


FORMAT PENULISAN MAKALAH
MATA KULIAH PENGANTAR BISNIS
Oleh : Abu Bakar, SE
1.        Isi Makalah
Makalah terdiri atas tiga bagian yaitu : bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir.
1.1  Bagian Awal
Bagian awal terdiri dari :
1.1.1    Halaman judul
Contoh Halaman judul seperti pada lampiran 1.
1.1.2        Kata Pengantar
1.1.3        Daftar Isi
Contoh Daftar isi seperti pada lampiran 2
1.2  Bagian Utama (Isi)
Bagian Utama makalah berisi : Pendahuluan, Gambaran Umum Perusahaan, Pembahasan dan Penutup.
 1.2.1   Pendahuluan
Pendahuluan berisi Latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penulisan dan manfaat penulisan.
a. Latar Belakang Masalah
     Latar Belakang Masalah mengemukakan apa yang mendorong si penulis untuk meneliti suatu masalah/peluang. Dalam bagian ini penulis juga menjelaskan situasi atau kondisi yang melatarbelakangi terjadinya masalah yang ditemukan.
     Masalah harus dianggap sebagai suatu rintangan yang harus dilalui dan bukan dihindari. Karena itu hal yang dipermasalahkan perlu memiliki unsur yang menggerakkan kita untuk membahasnya, perlu tampak penting dan berguna, tampak realitas jika dilihat dari sudut pandang yang kritis dan selektif.
 b. Perumusan masalah dan pembatasan masalah.
     Dalam tahap ini, penulis mencoba memformulasikan secara ringkas, jelas, dan tajam permasalahan utama yang ada di latar belakang masalah dalam suatu kalimat tanya.
     Atas dasar perumusan masalah tersebut, maka penulis melakukan pembatasan masalah sehingga ruang pembahasan masalah menjadi jelas.
c. Tujuan Penulisan
     Dalam bagian ini disebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai. Tujuan harus sesuai dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dibuat.
d. Manfaat Penulisan
     Dalam bagian ini disebutkan manfaat penulisan bagi kepentingan ilmu pengetahuan, penyelesaian operasional dan kebijakan.
1.2.2    Gambaran Umum Perusahaan
Bagian ini merupakan bab yang menguraikan gambaran perusahaan secara umum, berupa sejarah berdirinya perusahaan, bidang usaha, struktur organisasi perusahaan, kondisi usaha, kondisi karyawan dan lain-lain sesuai kebutuhan.
 1.2.3   Pembahasan
Bab ini memuat pembahasan yang sifatnya terpadu dan tidak dipecah menjadi sub judul tersendiri. Pembahasan dapat disajikan dalam bentuk tabel, gambar atau bentuk lainnya dan diikuti dengan uraian agar pembaca lebih mudah mengikuti dan memahami uraian penulis.
1.2.4    Penutup
                        Bab penutup memuat kesimpulan dan saran-saran dan dipecah menjadi sub judul tersendiri.
                        Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan sebagai pemecahan masalah dalam penelitian.
                        Saran hendaknya merupakan konsekuensi dari hasil penemuan penelitian yang dikemukakan secara tegas dan jelas.

1.3 Bagian Akhir
Bagian akhir makalah teridiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang diperlukan.
Penulisan daftar pustaka dimulai dari nama pengarang, tahun buku/artikel, judul buku/artikel. Kota penerbit : Penerbit
Contoh : Buku Pengantar Bisnis, Edisi II, ditulis oleh Indriyo Gitosudarmo pada tahun 2004 dengan penerbit adalah Salemba Raya di Jakarta.
Maka penulisan daftar pustakanya adalah :
Gitosudarmo, Indryo, 2004, Pengantar Bisnis, Edisi II. Jakarta : Salemba Raya
          
CONTOH COVER


ANALISIS BREAK EVENT POINT DAN RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN....................................................



DIAJUKAN SEBAGAI  SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH NILAI AKHIR
PADA MATA KULIAH PENGANTAR BISNIS
JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN






 L O G O   S T I E   J B





Oleh :
ABU BAKAR
NIM : 302720101060158



SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
JAMBATAN BULAN
TIMIKA
2011


CONTOH DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................ ii
DAFTAR ISI ..............................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................iv

BAB   I      PENDAHULUAN ....................................1
1.1     Latar Belakang .........................................1
1.2     Perumusan dan Pembatasan Masalah ........
1.3     Tujuan Penulisan .......................................
1.4     Manfaat Penulisan .....................................
BAB   II    GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ....
2.1 (sesuai kebutuhan) ......................................
2.2 (sesuai kebutuhan) ......................................
2.3 (sesuai kebutuhan) ......................................
BAB   III   PEMBAHASAN ........................................
3.1 (sesuai kebutuhan) ......................................
3.2 (sesuai kebutuhan) ......................................
3.3 (sesuai kebutuhan) ......................................
BAB   IV   PENUTUP .................................................
4.1 Kesimpulan..................................................
4.2 Saran ..........................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................

Catatan :
Kertas : A4
Huruf : Times New Roman (12px)
Spasi : 1,5
Margin :
Top : 4 cm
Left : 4 cm
Right : 4 cm
Bottom : 4 cm
Selengkapnya....

Kamis, 17 November 2011

MATERI PENGANTAR BISNIS : Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis

Potret Republik Indonesia saat ini 
  1. Tingkat pertumbuhan tenaga kerja tidak sebanding dengan tingkat penyerapan tenaga kerja. Rata-rata jumlah tenaga kerja bertambah sebanyak 2 – 2,5 juta jiwa setiap tahun sementara daya serap tenaga kerja hanya sebesar 200 – 250 ribu pertahun/pertumbuhan ekonomi 1%.
  2. Jumlah angkatan kerja Indonesia hingga bulan Februari 2011 sebanyak 119,40 juta jiwa dengan jumlah pekerja yang telah terserap sebanyak 111,28 juta jiwa dan jumlah pengangguran sebanyak 8,12 juta jiwa dari total penduduk 241 juta jiwa.(BPS Republik Indonesia)
  3. Pada Februari 2008, Jumlah pengangguran terdidik sebesar 626.200 orang (S1) sedangkan pada tahun 2010 jumlah pengangguran terdidik dari golongan Diploma (D1, D2 dan D3) sebanyak 519.900.(BPS Republik Indonesia) 
  4. Pemerintah berencana menghentikan sementara penerimaan PNS
  5. Saat terjadi krisis ekonomi, banyak tenaga kerja yang di PHK
  6. UMKM pada saat krisis ekonomi tidak terlalu merasakan dampak krisis.
  7. Menurut para ahli, untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyat sedikitnya dubutuhkan 2% wirausaha.
  8. Sukses besar bisa terjadi pada siapa saja dan dengan cara apa saja. Yang penting adalah ketekunan dan keberanian dalam menghadapi risiko
 Pengertian Kewirausahaan
Wira   =  pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung.
Usaha   = perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu.
Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. (Etimologi)
Menurut KBBI, Wirausaha (Entrepreneur) adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya.

Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:
a.  Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan.
b.  Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Jadi wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukan usaha/kegiatan sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan
  
Identifikasi Potensi Bisnis
Seorang pengusaha haruslah menenal potensi bisnisnya dengan baik agar dapat memenuhi dan melayani dan kemudian menguasai pasar. Oleh karena itu langkah awal dalam menjalankan bisnis adalah harus melakukan analisa terhadap potensi bisnis.
Umumnya, dalam menganalisis potensi bisnis para pengusaha menggunakan suatu pendekatan dengan analisis situasi yang dikenal dengan model SWOT (Strenght, Weaknes, Opportunity, Threats)
Ananlisis SWOT merupakan alat analisis untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Dalam analisis SWOT, dilakukan pembandingan antara lingkungan internal (Kekuatan dan Kelemahan) dengan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman).
a.Kekuatan (Strenght).
Adalah unsur-unsur yang dapat diunggulkan oleh perusahaan tersebut seperti halnya keunggulan dalam produk, keterampilan, sumber daya keuangan, citra, kepemimpinan dan faktor-faktor lain.
b. Kelemahan (Weakness).
Yang dimaksud dengan kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan dalam hal sumber daya yang ada pada perusahaan yang secara serius dapat menghambat kinerja efektif perusahaan baik itu keterampilan atau kemampuan, fasilitas, sumber daya keuangan, kapabilitas manajemen, keterampilan pemasaran, dan citra merek
c. Peluang (opportunity).
Yang dimaksud dengan peluang adalah berbagai hal dan situasi yang menguntungkan bagi suatu perusahaan. Identifikasi segmen pasar yang tadinya terabaikan, perubahan pada situasi persaingan atau peraturan, perubahan tekhnologi, serta membaiknya hubungan dengan pembeli atau pemasok dapat memberikan peluang bagi perusahaan.
d. Ancaman (Treats).
Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan dalam perusahaan yang jika tidak diatasi maka akan menjadi hambatan bagi perusahaan yang bersangkutan baik masa sekarang maupun yang akan datang.
Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli atau pemasok penting, perubahan  teknologi, serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi ancaman bagi keberhasilan perusahaan

Bagaimana cara mendirikan sebuah usaha...????
Ada beberapa faktor seseorang memilih terjun  ke dunia usaha :
1. Faktor keluarga pengusaha
2. Sengaja terjun menjadi pengusaha
3. Kerja sampingan ( Iseng )
4. Coba-coba
5. Terpaksa
 Ada beberapa cara untuk memulai dan merintis usaha :
1.   Mendirikan usaha baru
2.  Membeli perusahaan
3.  Kerjasama manajemen dengan sistem waralaba (Franchising)  yaitu memakai nama dan manajemen perusahaan lain.
 Peranan Kewirausahaan Dalam Pengembangan Usaha
 Siswono Yudo Husodo (Soemawisastra, 1987:114) memandang entrepreneurship sebagai salah satu unsur penting bagi pengembangan perusahaan yang baik.
Menurutnya agar perusahaan dapat berkembang dengan baik maka perusahaan tersebut harus mempunyai beberapa unsur, yaitu :
1.Harus ada inovator, yang mempunyai ide-ide untuk mengembangkan perusahaan
2.Adanya businessman yang mempunyai sense of business yang mampu menerjemahkan rencana inovasi menjadi hal yang nyata dan menghasilkan profit
3.Entrepreneur yang memiliki entrepreneurship yang mampu menggerakan dan mengoperasikan gagasan menjadi kegiatan yang nyata
4.Harus ada manajer yang memiliki managerial skill, yang memiliki kemampuan mengelola perusahaan agar selalu berada dalam hubungan yang harmonis dengan para stakehlders
5.Harus ada expert yang mempunyai keahlian, yang mendalami bidang-bidang tertentu agar perusahaan kuat dalam berbagai segi keahlian
Tahap-tahap Pengembangan Usaha
1.Memiliki ide usaha (pengamatan, keberhasilan orang lain, sense of business)
2.Penyaringan ide/konsep usaha (spesifik)
3.Pengembangan rencana usaha (proyeksi laba rugi)
4.Implementasi rencana usaha dan pengendalian usaha (evaluasi)
Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Usaha kecil
Faktor Keberhasilan :
1.Fleksibilitas usaha yang besar
2.Memiliki perhatian yang lebih besar terhadap pelanggan dan karyawan
3.Biaya tetap lebih rendah
4.Pemilik usaha memiliki motivasi lebih besar

Faktor kegagalan :
1.Bencana
2.Penipuan
3.Faktor-faktor ekonomi
4.Masalah penjualan
5.Masalah biaya
6.Pelanggan
7.Permodalan
Selengkapnya....

MATERI PENGANTAR BISNIS : Etika dan Tanggung Jawab Sosial

PENGERTIAN ETIKA BISNIS
Menurut Post, Lawrence, Weber, (2002:102) Etika (ethics) merupakan suatu konsepsi mengenai tindakan yang benar dan yang salah. Etika memberikan panduan apakah  suatu perilaku tertentu dapat digolongkan sebagai perilaku yang bermoral atau tidak bermoral.
Etika sendiri bersumber dari moralitas yang merupakan sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai manusia. (Keraf, 1991:20)
Etika bisnis merupakan penerapan etika secara umum terhadap perilaku bisnis. Secara lebih khusus lagi makna etika bisnis menunjukkan  perilaku etis maupun tidak etis yang dilakukan manajer (perusahaan) dan karyawan. Etika bisnis bukan merupakan suatu etika yang berbeda dengan etika pada umumnya dan bukan pula merupakan suatu etika yang berlaku di dunia bisnis.

MENGAPA BISNIS HARUS ETIS ???????
1.Meningkatnya harapan publik agar perusahaan menjalankan bisnisnya secara etis.
2. Agar perusahaan dan karyawan tidak melakukan berbagai tindakan yang membahayakan stakeholders lainnya.
3. Penerapan etika bisnis dapat meningkatkan kinerja perusahaan
4. Dapat meningkatkan kualitas hubungan diantara pihak-pihak yang melakukan hubungan bisnis
5. Perusahaan terhindar dari penyalahgunaan yang dilakukan karyawan maupun kompetitor yang bertindak tidak etis
6. Menghindarkan terjadinya pelanggaran hak-hak pekerja oleh pemberi kerja
7. Mencegah agar perusahaan tidak memperoleh sanksi hukum karena telah menjalankan kegiatan bisnis yang tidak etis

ETIKA BISNIS PADA BERBAGAI FUNGSI PERUSAHAAN
Beberapa permasalahan etika yang terjadi di beberapa bidang fungsional perusahaan antara lain:
1.Etika di bidang Akuntansi ( accounting ethics )
2.Etika di bidang Keuangan ( financial ethics )
3.Etika di bidang produksi dan pemasaran ( production and marketing ethics )
4.  Etika di bidang teknologi informasi (information technology ethics)

Dalam berbisnis, etika pergaulan bisnis dapat meliputi beberapa hal, antara lain
a.Hubungan antara bisnis dengan konsumen
b. Hubungan dengan karyawan
c. Hubungan antar bisnis
d. Hubungan dengan investor
e. Hubungan dengan lembaga keuangan

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG TIMBULNYA MASALAH ETIKA BISNIS
Post, dkk menguraikan empat faktor yang pada umumnya menjadi penyebab timbulnya masalah etika bisnis di perusahaan.
1.Mengejar keuntungan dan kepentingan pribadi
2. Tekanan persaingan terhadap laba perusahaan
3.  Pertentangan antara nilai-nilai perusahaan dengan perorangan
4. Pertentangan etika lintas budaya

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Menurut Stephen R. Covey; kata  responsibility ( tanggung jawab ) terdiri dari dua kata yaitu Reponse ( tanggapan ) dan ability ( kemampuan )  jadi pada dasarmya tanggung jawab menunjukan kemampuan yang harus dimiliki seseorang atau sebuah organisasi perusahaan untuk memberikan tanggapan terhadap berbagai hal yang dimintakan tanggapannya kepada orang atau perusahaan tersebut oleh pihak lain.
JENIS-JENIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Menurut Post, dkk, dalam konteks aktivitas perusahaan, saat ini perusahaan dihadapkan pada tiga jenis tanggung jawab
1.Economic responsibility
2. Legal responsibility
3. Sosial responsibility

ASPEK PENDORONG TANGGUNG JAWAB SOSIAL
1.Penerapan manajemen orientasi kemanusiaan
2. Ekologi dan gerakan pelestarian lingkungan
3. Penghematan energi
4. Partisipasi pembangunan bangsa
5. Gerakan konsumerisme
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang dapat atau telah dilakukan oleh beberapa pengusaha khususnya di Indonesia antara lain :
1.Pelaksanaan Hubungan Industrial Pancasila
2. AMDAL
3. Penerapan prinsip K3
4. PIR
5. Sistem Bapak Angkat – Anak Angkat
Selengkapnya....